Rabu, 14 Desember 2011

Tokoh itu bernama Yung Dolah, sering duduk di kedai kopi sambil minum kopi (yelah, tak mungkin pulak minum jus kat kedai kopi), orang melayu menyebutnya kahwa atau “kahwe” (dengan huruf “e”). Minum kopi sambil makan roti bakar di waktu pagi sebagai sarapan maupun di waktu sore melepas penat bekerja, bahkan terkadang di malam hari sambil kongkow-kongkow dengan teman-teman. Kebiasaan yang tak lepas dari budaya China dan Siam.

Yung Dolah adalah nama seniman/penghibur legenda yang pernah di miliki Masyarakat Bengkalis yang hidup sekitar rentang tahun 1930-1975 (tidak ada catatan sejarah yang pasti tempat dan tanggal kelahiran beliau).

Menurut beberapa sumber Yung Dolah bernama asli Abdullah bin Endong (masyarakat Bengkalis biasa memberikan nama yang pendek-pendek tanpa tambahan lain seperti Atan, Bidin, Selamat, Abu, Minah, Rogayah, Timah asal kata dari fatimah, daro, siti dll.

Dikalangan masyarakat melayu Bengkalis dan udah lazim dengan gelar tersebut. Sedangkan Yong adalah sapaan atau gelar yang diberikan oleh orang-orang terdekat beliau, selain itu ada kat sapaan Bat (biasanya sebaya umur), Wak (sama dengan orang lebih tua dikit) Jang (biasanya panggilan sapaan ortu ke anaknya) serta Pakcik (sapaan buat yang dihormati atau para orang pendatang dan hubungan keluarga) selain itu Encik, Makcik...sama seperti diatas.

Banyak pro dan kontra keberadaan sosok ini, akan tetapi sumber dari orang-orang dahulu mengatakan beliau sangat disenangi masyarakat dikarenakan kepandainya beliau bercerita dengan ucapan (verbal) mengenai cerita-cerita rakyat (Folk story). jadi jangan heran cerita Yung Dolah lewat tulisan kurang mengena lucunya, karena tidak ada penekanan intonasi, mimik serta jeda yang justru hilang ciri khas cerita tersebut.

Bahkan keahlian Yung Dolah dalam bercerita sampai tidak mengenal batas waktu (unlimited story) bahkan tidak menggunakan bahan literatur (Story board) atau referansi, sehingga ceritanya mengalir begitu saja seperti air tanpa putus-putus, bahkan dalam satu cerita bisa dijabarkan menjadi 50 cerita baru yang saling berkaitan yang pasti lucunya sesuai dengan tingkat kepiwaian beliau menyampaikan.

Bila ditelaah kisah-kisah lisan yang disampaikan Yung Dolah dalam kabar kocaknya, terlihat ada pesan yang sangat tinggi yang ingin disampaikan Yung Dolah. Paling tidak, ada beberapa nilai yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita lisannya tersebut, antara lain: Pertama, Yung Dolah memperlihatkan tingginya sastra Melayu dengan menggunakan gaya bahasa hiperbola dalam cerita-ceritanya. Dalam pendekatan sastra Indonesia, penggunaan kata-kata hiperbola tidak dikategorikan sebagai ekspresi cerita yang berisi kebohongan.

Dalam seluruh ceritanya, dominasi gaya hiperbola yang disuguhkan Yung Dolah justru menggunakan kata-kata yang tak lazim digunakan untuk mengekspresikan kata-kata hiperbola yang sering digunakan masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini, Yung Dolah membuktikan diri sebagai sosok penutur cerita yang kaya dengan istilah kata hiperbola dan menunjukkan bahwa sastra Melayu memiliki gaya hiperbola yang luas dan dinamis. Untuk itu, sangatlah keliru bila banyak masyarakat yang menempatkan Yung Dolah sebagai sosok pembual yang mengisahkan cerita bohong. Hal ini dikarenakan kita tidak mengerti sastra sebagaimana yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita-ceritanya.

Kedua, bila ditelaah secara seksama dari cerita-cerita yang disampaikan Yung Dolah, memperlihatkan kualitas intelektual Yung Dolah. Ia mampu mengarang cerita yang membuat pembaca dan pendengar menguras intelektualitas dan imaginasi mereka. Intelektualitas Yung Dolah bukan hanya didekati secara filosofis, akan tetapi secara matematis. Lihatlah bagaimana kualitas intelektualitas Yung Dolah tatkala ia menceritakan tentang Kapal Tanker, Tangga Sakti, Madu Lebah, Ikan Bilis, Radio Philips, Lime Meter, dan sebagainya. Tidak mungkin penutur mampu membuat cerita yang demikian bila tidak memiliki kualitas intelektual yang baik.

Ketiga, pada beberapa ceritanya, Yung Dolah menitip pesan yang sangat tinggi kepada pembacanya. Pesan tersebut antara lain dapat dilihat pada beberapa cerita berikut, yaitu:  

Pertama, Kapal Tanker mengajak kita untuk aktif, pantang menyerah, berpikir matang, dan memanfaatkan alam secara seimbang.  

Kedua, Anak Ayam memberikan nilai bagaimana menjadi sosok pemimpin yang ideal.  

Ketiga, Keker memberikan pesan agar kita mengingat jasa kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita dan agar masyarakat Melayu memiliki cita-cita yang tinggi meski harus diraih dengan susah payah. Bahkan, hampir semua cerita Yung Dolah memiliki pesan-pesan universal dan filofis-kritis yang demikian tinggi untuk menjadi cermin bagi pembacanya. Pesan-pesan yang disampaikan dalam cerita-cerita humornya memiliki kekuatan intelektual dan pesan moral yang tinggi. Namun, karena keterbatasan daya intelektual dan ketidakmampuan pembaca memahami substansi pemikirannya, akhirnya cerita yang disampaikan Yung Dolah hanya lebih dominan dipahami sebatas gurauan belaka.

Keempat, Yong Dolah mampu menyuguhkan suatu cerita yang universal. Cerita yang disampaikannya bukan hanya dikonsumsi oleh anak-anak, akan tetapi juga orang tua, masyarakat yang berpendidikan rendah sampai intelektual di Bumi Lancang Kuning ini. Paling tidak, kehadiran bentuk sastra ala Yong Dolah merupakan media bacaan yang baik, terutama dalam kondisi masyarakat saat ini yang banyak disuguhkan bacaan-bacaan yang berkualitas rendah dan hanya mengumbar kekerasan dan seksualitas belaka.

Kelima, cerita-cerita Yong Dolah memiliki kualitas humor yang tinggi, baik gaya bahasa yang disampaikan maupun orisinalitas humor yang disampaikan. Sementara, bila dibandingkan dengan banyak cerita humor yang ada saat ini yang banyak memiliki kesamaan antara satu dengan yang lain dan kurang membuat pembaca rileks dan cerdas secara intelektualitas setelah membacanya. Tatkala secara cermat ditelusuri cerita-cerita yang disampaikan Yung Dolah pada zamannya, maka kita akan teringat dengan sosok Abu Nawas yang menghias cerita di negeri Seribu Satu Malam. Pada zamannya, Abu Nawas merupakan orang cerdas yang mampu membuat sejarah masa itu menjadi lebih hidup.

Kemampuan ini mungkin dapat juga disamakan dengan kepiawaian Presiden Soekarno dalam berorasi tanpa teks dengan isi pidato yang dapat membangkitkan semangat juang masyarakat. Menurut flashback sejarah sosok yong dollah ini sangat lucu secara kasat mata dengan ciri-ciri badan yang gemuk terutama perut dan pipi, kulit agak cerah, mata yang besar seperti kebanykan mata orang melayu, agak pendek dari rata-rata.

Ditambah lagi ciri khasnya berpakain memakai songkok (peci) hitam yang kumal serta kain sarung yang selalu diikat dipinggang serta sandal jepit murahan. (maklumlah orang kampung yang hidup penuh kemiskinan)

Tapi terakhir dari perdebatan pakar sejarah melayu (pernah diteliti oleh masyarakat ahli dari Bengkalis, Pekanbaru dan jakarta sekitar tahun 2002 kalau tidak salah) apakah sosok Yung Dolah benar-benar ada?

Tapi menurut orang-orang melayu Bengkalis beliau memang ada, bukan fiksi, hal ini didapatkan dari cerita orang - orang tua yang pada masa itu beliau masih berumur belasan tahun, sedangkan Yung Dolah sudah berumur sekitar 60 tahunan. memang dari segi history keberadaan Yung Dolah memang agak misterius, sedangkan ahli waris beliau masih ada.

Beberapa tim mahasiswa pernah menghunting berita sejarah daerah dan sempat bertemu dengan cucu atau cicit Yung Dolah disekitar Desa senggoro yang tak jauh dari kota Bengkalis, akan tetapi pihak keluarga juga terkesan tertutup dan kurang paham riwayat Yung Dolah. (missing Chain) atau dalam arti kata terputusnya rantai sejarah.

Yung Dolah adalah Legenda Masyarakat Bengkalis, seperti halnya seniman serba bisa P.Ramlee dari tanah seberang, pernah saya mendengar ceria dari keluarga dekat, bahwa ciri khas dari yang namanya Yong adalah, beliau tidak pernah sedikit pun ketawa, bahkan senyum apabila menyampaikan cerita lucunya...sedangkan orang lain ketawa terpingkal-pingkal sabil berurai air mata! Hahaha...

Dan ciri khas lainnya adalah kalau bercerita beliau sering minta ditemankan 1-2 cangkir kopi kesukaannya, sambil bersandar ditiang kedai, tapi untuk memancing beliau becerita tidaklah gampang, harus lihat sikon alias Mood baru beliau mau bercerita..

Kadang-kadang pernah bercerita dari jam 7 pagi sampai naik siang...tau ada bahannya yang mau diceritakan...dan satu lagi kalau dia bercerita jangan dipotong oleh pendengar, kalau tidak marah besar beliau hehe, terkadang ceritanya hampir 80% rakayasa, alias pembengak! (pembohong) tapi orang-orang suka mendengar ocehan beliau..hehe ...sehingga ada julukan di masyarakat Melayu Bengkalis, kalau sering Berbohong dapat gelar yung dolah! Tapi yang pasti cerita beliau jangan didengar secara berat, cukup rileks aja, kerana cerita beliau hanya sekadar apresiasi seni belaka.

Beberapa Kisah - Kisah Yong Dolah :

  • Yung Dolah Naik Haji
  • Perjalanan Yung Dolah ke Negri Ngotjoleria
  • Yung Dolah Memanjat Patung Liberty
  • Yung Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar
  • Yung Dolah Orang Riau Ikut Perang Teluk
  • Linggis dan Tangga Yung Dollah
  • Umpan Daun Yung Dolah
  • Yung Dolah Dan Piala Dunia
  • Yung Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar
Kini Yung Dolah sudah tidak ada, tapi legenda hidupnya menjadi kenangan abadi sampai ke anak cucu terutama masyarakat melayu Bengkalis pada khususnya dan Melayu Riau pada Umumnya.

3 komentar

salam kenal juga... terime kaseh atas kunjungannya...
salam

Boleh tanye dak..??dimne klau nak dpt buku kumpulan crite Yong Dollah nee..??

Silahkan Komentar Dengan Etika Dunia Online. Untuk Mendapatkan Backlink, Tinggalkan link anda di Menu Tukar Link
EmoticonEmoticon