Nama sebenarnya adalah
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim dijuluki dengan Abu Abdillah. Ia lahir
di Bukhara pada tahun 194 H. Semua Ulama, baik dari gurunya maupun dari
sahabatnya memuji dan mengakui ketinggian ilmunya, Ia seorang Imam yang
tidak tercela hapalan haditsnya dan kecermatannya. Ia mulai menghapal
hadits ketika umurnya belum mencapai 10 tahun, ia mencatat dari seribu
guru lebih, ia hapal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits tidak
shahih.
Dia mengarang kitab
besar Al-Jami’ ash Shahih yang merupakan kitab paling shahih sesudah
Al-Quran, hadits yang ia dengar sendiri dari gurunya lebih dari 70.000
buah, ia dengan tekun mengumpulkannya selama 16 tahun.a hafiz mempunyai
beberapa komentar terhadap sebagian haditsnya, mereka telah melontarkan
kritik atas 110 buah diantaranya. Dari 110 hadits itu ditakhtijkan oleh
Imam Muslim sebanyak 32 hadits dan oleh dia sendiri sebanyak 78 hadits.
Ibnu Hajar al-Asqalani berpendapat bahwa hadits hadits yang dipersoalkan
ini “ tidak seluruhnya ber’illat tercela, melainkan kebanyakan
jawabannya mengandung kemungkinan dan sedikit dari jawabannya
menyimpang”.
Kitab Shahih
Bukhari mempunyai banyak syarah yang oleh pengarang kitab Kasyf
adh-Dhunun disebutkan 82 syarah diantaranya. Tetapi yang paling utama
adalah syarah Ibnu Hajar al-Asqalani yang bernama Fat al-Bari, dan
berikutnya syarah Al-Asthalani, kemudian syarah al-Aini Umdat al Qari.
Al Bukhari
mempunyai banyak kitab, antara lain At-Tawarikh ats Tsalatsah al-Kabir
wal Ausath wash Shaghir (Tiga Tarikh: Besar, sedang, dan Kecil), kitab
al-Kuna, Kitab Al-Wuhdan, kitab al-Adab al-Mufrad dan kitab Adl-Dlu’afa
dan lain lainnya.
At-Tirmidzi berkata
tentangnya:”Saya tidak pernah melihat orang yang dalam hal illat dan
rijal, lebih mengerti daripada Al-Bukhari”.
Ibnu Khuzaimah
berkata:” Aku tidak melihat dibawah permukaan langit seseorang yang
lebih tahu tentang hadits Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam
daripada Muhammad bin Ismail Al-Bukhari”.
Muslim bin al
Hajjaj pernah datang kepadanya lalu mencium antara kedua matanya, seraya
berkata:” Biarkan saya mencium kedua kakimu, wahai guru para guru,
pemimpin para ahli hadits dan dokter penyakit hadits.”
Abu Nu’im dan Ahmad ibn Ahmad berkata:” Al-Bukhari adalah faqih (ahli hukum) dari ummat ini.”
Abu Muhammad
Abdullah bin Abdurahman Ad-Darimy berkata:” Muhammad ibn Ismail
(Bukhari) orang yang tercakap dalam bidang hukum dari antara kami dan
lebih banyak mencari hadits.”
Telah dipaparkan
dalam pembahasan hadits Maqlub, ketika para ulama baghdad sengaja
memutar balikan seratus hadits, lalu Al-Bukhari mengembalikan setiap
matan kepada sanad yang sebenarnya dan setiap sanad kepada matannya,
sehingga membuat para ulama kagum akan hapalan dan kecermatannya. Dalam
rangka meneliti dan menghapal hadits, Al Bukhari tidak segan segan
melakukan perjalanan ke Syam, Mesir, Baghdad, Kufah, Jazirah, Hijaz dan
Basrah
Al-Bukhari adalah salah seorang dari imam Mujtahid dalam bidang fiqh dan dalam bidang mengistibathkan hukum dari hadits.
Al-Bukhari
meriwayatkan hadits bersumber dari Adl-Dlahhak bin Mukhallad Abu Ashim
an-Nabil, Makki bin Ibrahim al-Handlali, Ubaidullah bin Musa al-Abbasi,
Abdullah Quddus bin al-Hajjaj, Muhammad bin Abdullah al-Anshari dan lain
lain.
Sedangkan yang
meriwayatkan darinya banyak sekali diantaranya: At-Tirmidzi, Muslim,
An-Nasa’I, Ibrahim bin Ishak al-Hurri, Muhammad bin Ahmad ad-Daulabi,
dan orang terakhir yang meriwayatkan darinya adalah Manshur bin Muhammad
al Bazwadi.
Ia wafat pada tahun 256 H di Samarkand yang bernama Khartank
Disalin dari
Biografi Al-Bukhari dalam Tarikh al-Baghdad, al-Khatib 2/4-36, Tadzkirat
al-Huffadh 2/122, Tahzib at Tahdzib Ibn Hajar Asqalani 9/47
Silahkan Komentar Dengan Etika Dunia Online. Untuk Mendapatkan Backlink, Tinggalkan link anda di Menu Tukar Link
EmoticonEmoticon